RING-RING RAWR

RING-RING RAWR
baner

Friday, April 9, 2010

cara mendapatkan nilai A pada ujian akhir


pada tahun terakhir kuliah, tony d'angelo menjadi asisten dosen. salah satu tugasnya adalah membagikan dan mengawasi ujian. mata kuliahnya adalah mata kuliah tingkat satu, yang memiliki lebih dari 500 mahasiswa.
mahasiswa diberi 4 ujian dalam satu semester dan saat ujian akhir komulatif pada akhir semester. untuk mengelola kelima ratus mahasiswa tingkat satu itu, ia harus menciptakan peraturan. peraturannya adalah sebagai berikut. ujian dimulai tepat jam 9 pagi. mahasiswa mengambil lembar soal & lembar jawaban, serta bebas mengambil kursi. mereka punya waktu tepat 50 menit untuk mengerjakan ujian. pada tepat pukul 9.50, ia akan mengatakan, "Letakkan alat tulis!" Semua orang harus berhenti menulis secepatnya, meletakkan alat tulis, berjalan kedepan ruangan dan menyerahkan lembar ujian. orang yang tidak meletakkan alat tulis pada tepat pukul 9.50 dan menyerahkan lembar jawaban akan langsung mendapatkan nilai F, tak terkecuali!
saat ujian akan tiba, mahasiswa sudah begitu terkordinasi kedalam sistem ini sehingga ia hanya perlu mengumumkansatu peringatan pada pukul 9.40. jadi dengan menit menit terakhir bergulir, ia mengumumkan, "Sekarang sudah jam 9.40 kalian punya waktu 10 menit lagi sampai waktunya meletakkan alat tulis." Lalu pada pukul 9.50, ia menyalakan perintah terakhirnya untuk semester itu: "Sudah pukul 9.50, letakkan alat tulis. kalian sudah tahu peraturannya!" Dan bum! semua alat tulis diletakkan, seperti biasanya. semua 500 mahasiswa berdiri.. atau hanya 499? Ya, hanya segitu. semua mahasiswa berbaris di antara kursi kecuali seorang pemuda yang licik.. pemuda yang duduk jauh dibagian belakang.
pemuda itu terus menulis dan menulis. ia melihatnya di sana, tapi pemuda itu mengira ia tak melihat. sekali lagi ia membentak, "Semuanya letakkan alat tulis!" Tapi pemuda itu terus menulis, mencoba mengalahkan sistemnya. Berani beraninya! pada pukul 9.58, ia mulai menyusun tumpukan lembar jawaban, ia melihat pemuda ini berlari menuruni tangga untuk menyerahkan lembar ujian ke meja.
"Ini pak d'angelo, lembar jawaban saya!" ia terengah-engah.
" Saya tak bisa menerima lembar jawabanmu. kau tahu peraturannya. letakkan alat tulis pada pukul 9.50, kalau tidak langsung mendapat nilai F."
"Tolong pak, terma jawaban saya", "Tidak! kau tahu saya tak bisa. Ini melanggar peraturan."
"Tolong, tolong terima saja. saya hampir tidak lulus. orangtua saya pasti akan membunuh saya juka saya harus mengulang mata kuliah ini. ambil saja, tak akan ada yang tahu." Sebutir air mata mengalir di pipi pemuda itu.
"Maaf saya tak bisa." Ia kembali mengurusi tumpukan kertas, menyusunnya satu persatu. pemuda itu berbalik dan pergi dengan bahu merosot.
Dengan membawa sekitar 500 lembar ujian. ia memandangi pemuda itu menaiki tangga ke pintu keluar. sekitar setengah jalan, terlihat pemuda itu berbalik dengan berani, dengan penuh percaya diri, mungkin agak sombong. pemuda itu menghampirinya kembali.
pemuda itu bertanya kepadanya perlahan, "Pak d'angelo, bapak tahu tidak siapa saya?"
"tidak, dan saya tak peduli."
"Bapak yakin bapak tidak kenal saya?" pemuda itu bertanya dengan penuh rasa percaya diri lebih besar, iapun mulai agak cemas. apakah ini anak rektor? ia bikin masalah apa?
"Tidak, maaf saya tidak kenal," katanya dengan sedikit cemas.
"Bapak yakin, 100persen tidak mengenal saya?"
"Untuk terakhir kalinya, tidak, saya tidak tahu siapa kamu!"
"Bagus!" Dan pemuda itu menjejalkan lembar jawaban pemuda itu ke tengah tengah tumpukan kertas dan berlari menuju keluar pintu.
(cerita ini dikutip dari buku "chicken soup for the college soul")

No comments:

Post a Comment